Humas Polstat STIS | Rabu, 10 Maret 2021 06:28:06 WIB


Dalam rangka pengembangan kompetensi serta pengetahuan mahasiswa dan dosen khususnya yang berkaitan dengan pengembangan metodologi dan informasi statistik di Badan Pusat Statistik (BPS), Polstat STIS  menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan narasumber Dr. Eng. Imam Machdi M.T. yang saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS. Kuliah umum yang diselenggarakan pada Selasa (9/3) ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Polstat STIS beserta jajaran dosen dan dilaksanakan secara virtual serta disiarkan langsung melalui kanal Youtube Politeknik Statistika STIS. 

Kuliah umum yang dimoderatori oleh Yunarso Anang, Ph.D ini mengangkat tema “Inovasi metodologi dan teknologi informasi di BPS dalam menghasilkan Official Statistics yang lebih baik untuk mendukung Satu Data Indonesia”.  Dalam paparannya, narasumber menyampaikan beberapa hal, diantaranya modernisasi dan transformasi statistik baik dari aspek metodologi, teknologi, maupun quality control.  Beliau menyampaikan bahwa tantangan global terhadap persoalan statistik semakin beragam, salah satunya adalah adanya big data

Terkait dengan pembahasan Satu Data Indonesia, narasumber menekankan tentang pentingnya integrasi data.  Beliau menuturkan, “Saat ini kita berada pada revolusi industri 4.0 yang artinya perangkat analitik sudah tersedia di mana saja dan semua serba terkoneksi”. Salah satu bentuk integrasi data yang diterapkan oleh BPS adalah pengintegrasian data SDGs yang disajikan pada website BPS. Disampaikan pula oleh narasumber mengenai upaya yang telah dilakukan BPS sebagai pembina data statistik beserta kewajibannya untuk melaksanakan pembinaan statistik bagi kementerian dan lembaga negara juga pemerintah daerah. Sebagai pembina data, langkah pertama yang dilakukan oleh BPS adalah membuat petunjuk teknis standar data statistik dan metadata. Selain itu, telah dilakukan pula pembinaan statistik sektoral, pemberian rekomendasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik sektoral, dan penggunaan kode referensi. Salah satu langkah lain yang dilakukan BPS adalah menyiapkan Indonesia Data Hub (INDAH) yang bertujuan agar data yang ada di lembaga lain dapat berinteraksi dan berkolaborasi dengan data yang dihasilkan oleh BPS.

Terkait pembahasan metodologi, narasumber memaparkan isu utama mengenai bagaimana membuat suatu register data agar selalu up to date. Data register yang ada dikolaborasikan dengan data geospasial sebagai pendukung survei maupun sensus. Hal ini dilakukan untuk mendukung kegiatan sensus maupun survei yang dilaksanakan BPS. Materi dilanjutkan dengan pembahasan infrastruktur statistik, dimana narasumber menjelaskan bahwa dalam menyelenggarakan statistik terpadu, diperlukan banyak sistem. Dalam pemanfaatan teknologi sistem, moda pengumpulan data pun mulai diubah dari cara-cara konvensional ke modern. Infrastruktur yang ada ke depannya haruslah dapat mendukung big data.

Di akhir paparannya, narasumber menyampaikan peran Polstat STIS sebagai penghasil Sumber Daya Manusia terbaik BPS maupun lembaga lainnya. Polstat STIS diharapkan dapat terus memunculkan inovasi dan mengembangkan keahlian di bidang statistika, komputer, dan sains data. Sebagai penutup, narasumber berpesan, “Better data, better lives. Kita bersama akan berkontribusi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia melalui data yang berkualitas.”