Pada Jumat (17/02), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si., resmi mengukuhkan Prof. Dr. Hardius Usman, S.Si., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Politeknik Statistika STIS. Acara ini berlangsung di auditorium Politeknik Statistika STIS serta dihadiri oleh Wakil Direktur Universitas Yarsi, Deputi Bidang Kependudukan BKKBN, Rektor President University, Deputi Kebudayaan Penduduk, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia, Guru Besar dari beberapa universitas, Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Badan Pusat Statistik, Pimpinan Perguruan Tinggi Kedinasan, keluarga dari guru besar, serta tamu undangan dari berbagai instansi.
Menyambut momentum ini, Dr. Erni Tri Astuti, M.Math. mengucapkan selamat serta apresiasi atas capaian yang telah dilalui Prof. Hardius Usman. Beliau mengatakan bahwa untuk sampai ke titik ini dibutuhkan tahapan panjang yang tidak mudah, hingga dikeluarkannya Surat Keputusan atas penetapan Prof. Dr. Hardius Usman, S.Si., M.Si. sebagai guru besar pada 3 Januari 2023 lalu. Beliau juga berterima kasih kepada seluruh pihak untuk arahan dan bimbingan yang telah diberikan.
Sebagai Guru Besar, Prof. Dr. Hardius Usman, S.Si., M.Si., mengukir banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Selain menjabat sebagai Wakil Direktur II Politeknik Statistika STIS dan mengisi kegiatan sehari-hari sebagai dosen, beliau juga aktif dalam kegiatan menulis. Beberapa buku yang berhasil beliau terbitkan yaitu 11 buku bahan ajaran, 8 buku referensi, serta 3 buku novel. Beliau juga menjadi reviewer dalam jurnal bereputasi dalam dan luar negeri. Tulisan beliau juga banyak diterbitkan di jurnal internasional bereputasi, jurnal nasional terakreditasi, prosiding nasional dan internasional, buku, serta koran.
Pada kesempatan ini, Prof. Dr. Hardius Usman, S.Si., M.Si. turut membawakan orasi ilmiah yang bertajuk “Penanggulangan Kemiskinan dari Perspektif Manajemen Pemasaran yang Berbasis Official Statistics”. Dari orasi tersebut, beliau menyatakan bahwa program penanggulangan kemiskinan masih belum memperhatikan IPM penduduk miskin dan juga sistem bisnis yang ada belum mendukung bagi bisnis penduduk miskin. “Masih adanya tingkat kemiskinan bukan hanya karena rendahnya angka penduduk miskin yang bekerja, namun karena upah kerja yang kecil,” ujarnya. Maka dari itu, diharapkan adanya mekanisme khusus serta program yang komprehensif agar penduduk miskin dapat menikmati program yang disajikan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si., juga turut memberikan sambutan. Beliau menegaskan pertanyaan, “Bagaimana membangun tata kelola statistik data yang tersebar tersebut dapat memenuhi kebutuhan official statistics?” Beliau menekankan pentingnya kemampuan berpikir adaptif untuk terciptanya inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan data serta penghasil data yang harapannya dapat menjadi alat pengambil keputusan, baik bagi Badan Pusat Statistik maupun negara Indonesia. “Sebaik-baiknya pekerjaan kita, ialah yang mampu memberi masukan dalam masalah besar,” tambahnya.
Photo by : Kevin Atha Fathoni Ramadha
Article by : Sofia Nur