Humas Polstat STIS | Selasa, 30 Oktober 2018 08:26:02 WIB


Sebagai rangkaian acara Dies Natalis AIS/STIS/Politeknik Statistika (Polstat) STIS ke-60, Polstat STIS kembali menggelar Seminar Nasional (Semnas) di auditorium Polstat STIS  pada Kamis, 25 Oktober 2018. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Semnas kali ini mengusung brandingOfficial Statistics’ dan akan menjadi branding Semnas untuk seterusnya. Tema yang diangkat kali ini adalah “Kajian Kemiskinan dari Perspektif Pengeluaran dan Perilaku Menabung”. Seminar yang diadakan setiap tahun ini, menghadirkan dua keynote speaker dan tiga invited speaker yang ahli di bidang kemiskinan dan statistika.

Novia Budi Parwanto, Ph.D. selaku Ketua Panitia Semnas 2018 dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema kemiskinan sangat menarik untuk dikaji karena sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) poin pertama yaitu menghilangkan kemiskinan dalam segala bentuk. Dengan mengangkat tujuh subtema yang terkait dengan kemiskinan dan segala indikatornya, forum ini juga bertujuan untuk memaparkan estimasi dan determinan kemiskinan serta perilaku menabung masyarakat Bengkulu sebagai rangkaian PKL 2018.

Keynote speaker pertama yakni Dr. Suhariyanto (Kepala BPS RI) mengawali paparannya dengan mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib: “seandainya kemiskinan berwujud seorang manusia, niscaya aku akan membunuhnya”. Pembicara yang akrab disapa Pak Kecuk ini menggambarkan kemiskinan sebagai suatu momok yang harus diperangi. Kemiskinan merupakan tantangan besar yang dihadapi negara-negara di dunia, baik negara berkembang maupun negara maju. Kemiskinan berarti seseorang harus berjuang mencari makanan untuk keseharian, kesulitan mengakses pendidikan yang layak, dan hidup yang tidak sehat. Kemiskinan adalah tanggung jawab kita bersama. Beliau juga menyampaikan bahwa Bengkulu merupakan provinsi yang layak dikaji perihal fenomena kemiskinannya. Berdasarkan data yang ada, Bengkulu merupakan provinsi termiskin ketujuh di Indonesia. Namun ironisnya, tingginya tingkat kemiskinan provinsi tersebut bertolak belakang dengan tingginya angka pertumbuhan ekonomi yang mencapai enam persen, serta terkendalinya nilai inflasi.

Selanjutnya, pembahasan angka kemiskinan Indonesia dari masa ke masa serta peran statistik dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan dipaparkan oleh Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika yang merupakan keynote speaker kedua. Menurut Direktur Eksekutif INDEF yang saat ini juga merupakan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, semua pemimpin RI memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas kemiskinan. Jadi, ketika prestasi angka kemiskinan mencapai single digit seperti yang diraih saat ini, maka hal tersebut merupakan prestasi seluruh pemimpin. “Selamat atas seminar hebat yang telah terlaksana ini, semoga sukses, dan kelak kalian siap menjadi tulang punggung kemajuan bangsa,” tambahnya di akhir kesempatan.

Memasuki acara inti, Dr. Margo Yuwono S.Si. yang merupakan Deputi Statistik Sosial BPS RI sekaligus Ketua Ikatan Statistisi Indonesia bertindak selaku moderator dan memandu jalannya seminar pleno. Salah satu agenda pada seminar pleno adalah pemaparan hasil PKL Tahun Akademik (TA) 2017/2018 dari mahasiswa Polstat STIS angkatan 57 yang dibawakan oleh Rahardian dan Dyah Ayu sebagai perwakilan mahasiswa. Mahasiswa angkatan 57 menggunakan Small Area Estimation (SAE) dengan metode estimasi Empirical Best Linear Unbiased Predictor (EBLUP), yakni metode yang dapat mengestimasi data hingga wilayah terkecil. Selain itu juga terdapat tiga invited speaker dalam seminar pleno, yaitu Dyah Anugrah Kuswardani, MA (Kepala BPS Provinsi Bengkulu), Setyo Budiantoro, MA (Manajer Pilar Pengembangan Ekonomi Sekretariat SDGs Bappenas), dan Dr. Agnes Tuti Rumiati, M.Sc (Dosen ITS).    

Rangkaian acara berikutnya adalah seminar paralel, dimana terdapat 55 paper yang terdiri atas 26 call for paper umum hasil seleksi, 22 paper penelitian dosen Politeknik Statistika STIS, dan 7 paper hasil analisis modul (subtema) PKL TA 2017/2018. Acara diakhiri dengan pengumuman beberapa penghargaan berdasarkan penilaian komponen paper dan presentasi hasil, yakni 3 (tiga) best paper, 1 (satu) best presenter, dan 2 (dua) best poster. Berikut adalah nama peserta yang memperoleh penghargaan:

  1. Arif Rahman dan Ika Yuni Wulansari sebagai 1st Best Paper
  2. Lestari Indriani dan Setiyono sebagai 2nd Best Paper
  3. Easbi Ikhsan, Chintia Arisandi Hidayat, dan Wirda Avie Nurizza sebagai 3rd Best Paper
  4. Lucia Resty Wijayanti sebagai Best Presenter
  5. Alfan Bahar sebagai Best Poster
  6. Tim Modul 4 PKL Angkatan 57 sebagai Best Poster