Mahasiswa Politeknik Statistika STIS yang tergabung didalam grup Murid Dimas Kanjeng terdiri dari 2 mahasiswa (Maulana Pandudinata dari Politeknik Statistika STIS dan mahasiswa dari Universitas Sam Ratulangi) meraih 1st Runner Up dalam PETROLIDA (Petroleum Integrated Days) kategori Stock Trading Competition.
Petrolida merupakan lomba tingkat internasional yang di selenggarakan oleh Society Of Petroleum Engineers Institut Teknologi Sepuluh November. Lomba ini dimulai pada Maret untuk babak online trading. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengumuman 10 finalis yang wajib mengumpulkan full paper pada tanggal 7 April dan melakukan focus group discussion (FGD) pada 10 April 2021. Pengumuman pemenang PETROLIDA 2021 dari berbagai bidang perlombaan di umumkan pada kegiatan Awarding Night tanggal 11 April 2021 pukul 19.00 WIB.
Pandu menjelaskan pelaksanaan lomba meliputi dua tahap, yakni online trading pada tanggal 1 Maret 2021 dan pengumpulan full paper dan presentasi pada tanggal 19 Maret 2021 dilanjutkan dengan babak final pada tanggal 10 April 2021 yang terdiri dari paper submission dan FGD. Pesaing perlombaan Stock Trading Competition PETROLIDA terdiri dari berbagai universitas di Indonesia dan Luar negeri. Terdapat universitas dari Indonesia seperti UI, ITB, UGM, dan ITS.
Selama kegiatan, tim Murid Dimas Kanjeng melakukan stock trading pada 45 saham yang memiliki capital tertinggi (LQ45) selama tanggal 1-19 Maret 2021. Setelah pengumuman finalis 10 besar, tim Murid Dimas Kanjeng membuat karya paper yang bertema “Developing Youth Contribution for Indonesia Stock Market Future”.
“Karya paper kami memiliki topik tentang pengaruh vaksinasi terhadap kondisi pasar modal di Indonesia, membahas berbagai permasalahan vaksin terutama di pelaksanaan lapangannya dan implikasinya terhadap kondisi pasar modal secara keseluruhan” ujar Pandu pada Senin (19/4).
Dalam proses lomba, Pandu dan tim menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi misalnya kondisi pandemi yang membuat tim tidak bisa bertemu secara langsung untuk berdiskusi, membagi waktu untuk belajar, berorganisasi, dan lomba. Tantangan lainnya adalah ketidakpastian kondisi pasar modal disaat pandemi dan tema paper yang relatif baru tentang pengaruh vaksin terhadap kondisi pasar modal di Indonesia sehingga perlu membaca dan memahami banyak contoh jurnal terkait sebagai referensi.
“Bagaimanapun juga lomba ini tentu membuat kita sangat kesulitan untuk membagi waktu, terlebih lagi karena ketidakpastian kondisi pasar modal kami harus sering melakukan diskusi mengenai teknis tradingnya. Selain itu, pendeknya deadline penulisan paper dan banyaknya referensi yang diluar latar belakang pendidikan juga cukup membutuhkan waktu untuk belajar.” ujarnya.
Tim Murid Dimas Kanjeng berharap semoga bisa memotivasi mahasiswa lainnya untuk mencoba hal baru diluar latar belakang pendidikan serta perbedaan perguruan tinggi dalam tim bukanlah suatu halangan untuk berprestasi.