Humas Polstat STIS | Minggu, 23 Agustus 2020 12:58:50 WIB


Pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia sejak awal tahun 2020 tidak menyurutkan langkah Politeknik Statistika STIS untuk menyelenggarakan rangkaian ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Tahun Akademik 2020/2021. Berbagai penyesuaian perlu dilakukan agar pelaksanaan SPMB tetap mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Mengingat tingginya minat para lulusan SMA/MA untuk masuk perguruan tinggi kedinasan terutama Politeknik Statistika STIS, serta untuk meningkatkan kualitas calon mahasiswa baru, maka pada tahun ini diberlakukan kebijakan baru diantaranya membuka kesempatan bagi lulusan SMK/MAK Peminatan Teknik Komputer dan Informatika, khusus untuk Program D-IV Komputasi Statistik. Selain itu, Politeknik Statistika STIS juga menaikkan standar minimal nilai Matematika dan Bahasa Inggris yang tertera pada ijazah SMA/MA/SMK/MAK  menjadi 80 (skala1-100) atau 3,2 (skala 1,00-4,00). Meskipun demikian jumlah pendaftar masih tetap tinggi, yakni mencapai 26.822 orang.

SPMB tahun ini diawali dengan ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN). Tingkat kelulusan SKD Politeknik Statistika STIS mencapai 81,88 persen (tertinggi dibandingkan perguruan tinggi kedinasan lainnya). Namun adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN-RB) No. 48 Tahun 2020 Pasal 9 Ayat (1) poin (a) yang menyebutkan bahwa peserta yang dapat memenuhi seleksi lanjutan adalah yang nilai SKD memenuhi ambang batas serta berperingkat terbaik paling banyak 3 (tiga) kali jumlah formasi yang disetujui Menpan-RB, maka jumlah peserta yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya hanya 1.615 orang. Rincian tersebut adalah 900 orang untuk Program D-IV Statistika, 450 orang untuk Program D-IV Komputasi Statistik, dan 265 orang untuk Program D-III Statistika. Khusus untuk Program D-III Statistika, jumlah peserta yang dapat memenuhi ambang batas nilai SKD kurang dari formasi yang dibutuhkan, yakni 450 orang.      

Para peserta yang lulus selanjutnya mengikuti Ujian Tahap II (Matematika) yang diselenggarakan pada periode 22-24 Agustus 2020 (khusus Kalimantan Tengah proses seleksi diundur menjadi tanggal 29-31 Agustus 2020 karena Covid-19). Beberapa penyesuaian yang dilakukan akibat penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada tahap ini diantaranya hanya melakukan ujian sebanyak dua sesi per hari (tahun sebelumnya mencapai empat sesi), serta membatasi jumlah peserta maksimal 50 orang per sesi di setiap tempat ujian.

Jika pada tahun-tahun sebelumnya terdapat pengawas dan petugas teknis yang ditugaskan dari pusat (Politeknik Statistika STIS) untuk melakukan pengawasan dan membantu proses penyelenggaraan ujian di 33 provinsi, maka tahun ini dilaksanakan berbeda. “Meskipun terdapat keterbatasan karena adanya pandemi Covid-19, namun pelaksanaan Ujian Tahap II di daerah tetap mendapatkan pengawalan dari pusat meskipun secara virtual melalui aplikasi Zoom. Para petugas pusat yang merupakan dosen Politeknik Statistika STIS akan memantau jalannya ujian dan berkoordinasi dengan panitia di tiap tempat ujian di 33 provinsi. Namun khusus Provinsi DKI Jakarta yang penyelenggaraan ujiannya dilakukan di kampus Politeknik Statistika STIS, maka para petugas akan langsung mengawasi di lokasi”, terang Yunarso Anang, Ph.D (Koordinator Ujian Tahap II SPMB Politeknik Statistika STIS).

Tidak adanya pengawas dan petugas teknis yang ditugaskan ke daerah, juga menyebabkan penyesuaian pada Ujian Tahap II yang berbasis komputer ini. Jika sebelumnya komputer tes hanya terhubung ke server lokal, tahun ini komputer tes terhubung langsung ke server utama (terpusat) secara online melalui internet. Perubahan ini tentu tidak luput dari beberapa kendala, salah satunya permasalahan koneksi internet di daerah. Sri Herwanto Dwi Hatmo, S.Si, M.A selaku Koordinator Petugas Teknis Daerah menjelaskan bahwa tim teknis pusat telah menyiapkan sejumlah mitigasi yang telah dikoordinasikan ke seluruh petugas teknis daerah terutama untuk masalah koneksi internet dan koneksi jaringan yang tidak stabil. Adanya gangguan koneksi tersebut selanjutnya dianalisis dan dilakukan pemindahan jalur koneksi server jika diperlukan.

Dr. Adi Lumaksono, M.A. (Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik) yang didampingi Dr. Erni Tri Astuti, M.Math (Direktur Politeknik Statistika STIS) dan Dr. Hardius Usman, S.Si, M.Si (Wakil Direktur I Politeknik Statistika STIS) meninjau pelaksanaan Ujian Tahap II Provinsi DKI Jakarta di Kampus Politeknik Statistika STIS. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan apresiasinya untuk seluruh jajaran Politeknik Statistika STIS yang tetap mampu menyelenggarakan SPMB di tengah situasi yang sulit ini. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya koordinasi yang baik dari panitia pusat bersama dengan panitia daerah (BPS Provinsi) dan Satgas Covid-19 baik di tingkat pusat maupun daerah.

Berbagai penyesuaian yang dilakukan di tahun ini tetap mengutamakan prinsip SPMB sebagai sarana untuk mencari bibit unggul putra putri terbaik bangsa untuk menjadi abdi negara di bidang statistika tanpa intervensi dari pihak manapun. “Saya yakin akuntabilitas Politeknik Statistika STIS sangat tinggi dalam setiap proses seleksi, dan teguh dipertahankan sampai kapan pun. Itulah yang membuat mahasiswa kita sangat berkulitas”, jelas Dr. Adi Lumaksono, M.A. Beliau juga menambahkan bahwa mahasiswa berkualitas yang diharapkan oleh Politeknik Statistika STIS memiliki beberapa dimensi dan tergambar pada setiap tahapan proses seleksi. Ujian Tahap II ini akan menyaring para calon mahasiswa yang benar-benar berkualitas secara akademik. Hasil seleksi awal berupa standar nilai minimal 80 pada ijazah telah menjadi awal input yang baik, ditambah dengan mereka (peserta) yang berhasil lolos dari Tahap II dengan sistem ranking. “Setelah mendapatkan peserta dengan kualitas akademik yang baik, nantinya di Tahap III kita juga akan menyeleksi peserta dengan kondisi fisik yang prima. Hal ini dikarenakan setelah lulus nanti para peserta dituntut untuk melakukan penyesuaian terhadap dinamika perubahan yang sangat cepat baik di kampus maupun di dunia kerja,” tambah beliau.

Dengan ditiadakannya Ujian Psikotes pada tahun ini sebagai bagian dari penyesuaian adanya pandemi, Politeknik Statistika STIS berpedoman pada hasil SKD yang juga memuat unsur psikologi di dalamnya. Namun pimpinan BPS juga berpesan kepada jajaran Politeknik Statistika STIS sebagai kawah candradimuka untuk membimbing para mahasiswa tidak hanya dari sisi akademik, namun juga perilaku mahasiswa.

Peserta yang mengikuti ujian tahap II cukup bervariasi. Sebagian merupakan lulusan SMA/MA/SMK/MAK tahun ini yang ternyata telah diterima masuk di perguruan tinggi negeri. Selain itu juga terdapat beberapa peserta yang telah kuliah di perguruan tinggi lainnya selama setahun terakhir. Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta kecintaan terhadap matematika menjadi salah satu motivasi utama para peserta ini untuk terus berjuang mengikuti setiap tahapan seleksi. “Soalnya seharusnya bisa saya kerjakan, namun saya lupa rumusnya karena terlalu tegang”, ujar salah seorang peserta yang baru saja menyelesaikan Ujian Tahap II (Matematika) di kampus Politeknik Statistika STIS.