Humas Polstat STIS | Sabtu, 08 Agustus 2020 17:12:26 WIB


Politeknik Statistika STIS bekerja sama dengan ISI (Ikatan Statistisi Indonesia) dan Forstat (Forum Pendidikan Tinggi Statistika) sukses menyelenggarakan Virtual Workshop dengan tema Kurikulum Program Vokasi di Era Disrupsi dan Kampus Merdeka serta Sertifikasi Profesi pada Sabtu (8/8). Workshop yang dipandu oleh Avi Rudianita Widya, SST ini diselenggarakan melalui platform Zoom dan Live Streaming pada channel YouTube Politeknik Statistika STIS.

Dr. Hardius Usman selaku Ketua Panitia menyampaikan laporan bahwa jumlah peserta workshop pada platform Zoom mencapai 124 dosen dan tenaga pengajar di perguruan tinggi tanah air. Sambutan disampaikan oleh Ketua Forstat, Dr. Suhartono, dan dilanjutkan Ketua ISI, Dr. Margo Yuwono yang sekaligus membuka secara resmi Virtual Workshop ini. Ketua ISI berharap agar dalam workshop diperoleh kesepakatan mengenai capaian pembelajaran lulusan dan mata kuliah yang bisa diberikan pada program vokasi.

Presentasi pertama dengan judul “Kurikulum Program Vokasi di Era Disrupsi” disampaikan oleh Prof. Dr. Sukestiyarno dari Universitas Negeri Semarang dan dimoderatori oleh Dr. Mukhsar dari Universitas Halu Oleo. Narasumber menyampaikan bahwa terdapat tiga tantangan di dunia pendidikan pada era disrupsi teknologi saat ini, yaitu kurikulum (melakukan revolusi kurikulum konvensional), pembelajaran (pendidik harus mengubah strategi), dan asesmen (mencerminkan hasil yang apa adanya). Dimensi dan karakteristik yang harus dimiliki dalam Pendidikan Milenial adalah Dimensi Pembelajaran (tempat dan waktu bukanlah sebuah batasan), Dimensi Profesi (profesi lama sudah dianggap tidak relevan sehingga perlu dipersiapkan profesi baru), Dimensi Literasi Baru (mulai dari literasi data dan ICT, literasi teknologi hingga literasi manusia dan budaya), Dimensi Kecakapan (Softskill Milenium Leadership & Entrepreneurship) dan Dimensi Karakter (Integritas, Nasionalisme, dan Peka terhadap lingkungan). Dalam pendidikan milenial 4.0 ini diperlukan strategi baru terhadap kurikulum yang berlaku, mulai dari reorientasi kurikulum, mengubah atau menyelaraskan proses pembelajaran, memutakhirkan kecakapan dan keterampilan dosen, mengembangkan keilmuan dan profesi baru, hingga restrukturisasi kurikulum sekolah vokasi 4.0. Dalam usulan mata kuliah yang diajukan narasumber untuk Diploma III Statistika antara lain adalah semester 1 dan 2 lebih fokus ke mata kuliah dasar, semester 3 dan 4 mulai mengajarkan teori-teori statistika dasar, sedangkan pada semester 5 dan 6 pembelajaran akan mengarah pada kemampuan data mining, data science, serta sistem dan teknik informasi.

Dr. Erni Tri Astuti, M.Math, selaku Sekretaris ISI sekaligus Direktur Politeknik Statistika STIS, menjadi pembicara pada materi kedua yang berjudul “Kurikulum Program Vokasi Kampus Merdeka (Diploma III dan IV)” dan dipandu oleh Dr. Wahyu Wibowo dari ITS. Sesuai dengan konsep Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, Perguruan Tinggi (PT) memiliki peran untuk memfasilitasi hak mahasiswa belajar di luar PT/Prodi selama maksimal 3 semester (60 sks). Fakultas atau Prodi berperan aktif untuk menyiapkan daftar mata kuliah yang bisa diambil dan menyusun kurikulum dengan melakukan ekuivalensi mata kuliah dengan kegiatan pembelajaran luar PT/Prodi. Sedangkan mahasiswa sendiri berperan dalam mendaftar dan mengikuti program kegiatan luar Prodi sesuai dengan ketentuan. Kegiatan belajar di luar Prodi terdapat delapan bentuk, yaitu pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, KKN Tematik, dan studi/proyek independen. Kegiatan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dapat berupa Enrichment Course, PKL, dan Magang. Narasumber mengusulkan Forstat menjadi fasilitator pertukaran pelajar sehingga semua PT anggota Forstat dapat melakukan program pertukaran belajar antar PT anggota Forstat. PT menawarkan Enrichment Course yang dapat diambil oleh mahasiswa dari PT lain dan melakukan pembelajaran secara daring. Dr. Erni juga mengusulkan agar ISI dapat menjadi fasilitator antara PT dengan BPS Provinsi/Kabupaten dalam PKL atau Magang mahasiswa statistika. Penyetaraan bobot kegiatan magang dibagi menjadi bentuk bebas, bentuk terstruktur, dan bentuk hibrida.

Selain membahas kurikulum vokasi, workshop kali ini juga memberikan paparan mengenai Sertifikasi Profesi yang disampaikan oleh salah seorang Asesor Kompetensi, Arum Handini Primandari, M.Si. dari Universitas Islam Indonesia, dan dipandu oleh Naomi Nessyana Debataraja, M.Si. dari Universitas Tanjungpura. Presentasi ketiga ini mengangkat judul “Program Peluang Sertifikasi BNSP Bidang Statistika”. BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk memberikan otoritas sertifikasi. Seorang Asesor mempunyai kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional. Narasumber menyebutkan bahwa tugas besar kita saat ini adalah membuat payung hukum berupa SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dalam bidang Statistika. Adanya sertifikasi ini menjadi sebuah jaminan bagi dunia kerja bahwa lulusan statistika pasti memiliki kompetensi tertentu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang statistisi. Sertifikasi ini bertujuan untuk menyiapkan lulusan statistika agar bisa masuk dunia kerja di MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Acara dilanjutkan dengan diskusi perumusan kurikulum minimal yang dipandu oleh Dr. Dony Permana dari Universitas Negeri Padang. Diskusi serta tanya jawab berjalan lancar dengan antusias yang sangat tinggi dari peserta workshop. (Faturrokhman_60)