Humas Polstat STIS | Minggu, 14 April 2019 11:43:13 WIB


Beberapa waktu terakhir, data BPS terus menjadi sorotan publik. Kritikan tajam diarahkan pada data yang sebagian besar merupakan indikator pembangunan nasional. Namun BPS patut berbangga, karena cukup banyak para pegawainya yang turut peduli untuk menjelaskan dan mengklarifikasi setiap data yang disorot kepada masyarakat. Salah satunya melalui media massa, baik cetak maupun online. BPS sangat mendukung pegawainya untuk menulis di media terutama dalam bentuk opini, bukan hanya untuk mengklarifikasi, namun juga untuk mempublikasikan data-data yang dihasilkan oleh BPS.    

Terkait dengan hal tersebut, pimpinan BPS menilai perlunya mencetak bibit baru penulis opini dari Kampus Otista 64C. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, akhirnya pada Jumat (12/4), dilangsungkan Workshop Penulisan Opini. Dengan mengangkat tema “Membangun Opini Publik dengan Statistik”, kegiatan workshop berlangsung di Auditorium Polstat STIS dan diikuti oleh perwakilan mahasiswa dan dosen.

Workshop tersebut menghadirkan tiga pembicara andal di bidang penulisan. Seorang pemerhati literasi yakni Roni Tabroni, mengisi sesi pertama dengan materi tentang perlunya para akademisi menyampaikan opini mengenai berbagai permasalahan sosial dalam kehidupan. Dengan beropini, akademisi dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang keliru di masyarakat. Tentunya, opini tersebut harus berdasarkan bidang keilmuan dan kapasitas yang dimiliki sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagai calon statistisi, mahasiswa Politeknik Statistika STIS memiliki kesempatan lebih banyak untuk beropini. Hal ini dikarenakan melalui bidang keilmuan yang dimiliki akan menghasilkan opini yang didasarkan pada data yang akurat. Di sisi lain, penggunaan tata bahasa yang mudah dimengerti merupakan hal yang juga ditekankan oleh pembicara yang berdomisili di Bandung ini. Menurutnya, beropini berarti menulis di ranah publik, untuk itu bahasa yang digunakan harus dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat.

Tak kalah menarik, pegawai BPS RI yang juga aktif di bidang penulisan opini, Kadir Ruslan, dihadirkan sebagai pembicara kedua dalam workshop ini. Memiliki latar belakang yang sama dengan para mahasiswa Politeknik Statistika STIS, dan telah menghasilkan banyak tulisan yang sudah dimuat baik di media lokal, nasional, dan internasional, tentu menjadi inspirasi tersendiri bagi para peserta. Beliau menyampaikan pentingnya produktivitas menulis bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan menulis, seorang statistisi bisa membawa statistik agar dipahami publik. Dengan menulis, kita bekerja untuk keabadian. Tak hanya itu, beliau juga berbagi tips dan kiat-kiat menulis di media massa.

Selanjutnya, Feby Siahaan, seorang penulis buku sekaligus jurnalis media Tempo, mengisi sesi terakhir dengan sangat menarik. Untuk sebagian besar orang, latihan menulis opini adalah hal yang cukup membosankan, namun beliau mampu membuat para peserta fokus dan antusias mengikuti sesi tersebut. Para peserta mempraktikkan penulisan opini secara langsung dan tulisan tersebut juga dievalusi bersama. Penulis buku 7 Hari 1500 Kilometer Mengelilingi Tibet ini menjelaskan teknik dan tips penulisan opini yang akan mendapatkan peluang besar untuk diterima dan dimuat di media. Menulis opini tidak hanya tentang argumentasi, perlu adanya dasar yang kuat dan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan muncul bibit baru penulis opini yang mampu memanfaatkan dan membunyikan data BPS.