Politeknik Statistika STIS kembali menggelar kuliah umum pada Jumat (25/2) dengan menghadirkan Guru Besar Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS. sebagai narasumber. Dengan mengangkat tema “Behavioral & Experimental Economics”, kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir Program Diploma IV serta dosen dan tenaga kependidikan. Kegiatan yang diselenggarakan melalui Zoom Meeting ini dipandu oleh Siskarossa Ika Oktora, SST, M.Stat. Wakil Direktur I Politeknik Statistika STIS, Dr. Hardius Usman, M.Si. turut hadir untuk memberi sambutan. Beliau menyampaikan bahwa acara ini ditujukan dalam rangka memberikan wawasan tambahan terkait ekonomi eksperimental yang tidak terdapat dalam kurikulum.
Di awal paparan, narasumber memberi ilustrasi untuk mengetahui perbedaan antara rancangan survei (survei design) dengan rancangan percobaan (experiment design). Berdasarkan penggambaran, survei bersifat pasif, penyebab perubahannya sulit diketahui, telaahannya bersifat enumeratif, cukup kuat dalam representasi karena umumnya didasarkan pada kondisi alami, serta membutuhkan volume data yang besar. Sebaliknya, eksperimen bersifat aktif, dapat menciptakan jenis perlakuan yang diinginkan, serta telaahannya bersifat analitik. Perbedaan menonjol di antara kedua rancangan terletak pada proses mendapatkan data. Pada survei, data didapatkan dengan mengambil secara langsung dari lapangan, sedangkan data pada eksperimen belum tersedia sehingga perlu dilakukan percobaan terlebih dahulu untuk menghasilkan data.
Narasumber juga memberikan ilustrasi rancangan percobaan berjudul “Mengkaji Pengaruh Informasi serta Jumlah Penjual dalam Transaksi Pasar.” Pada ilustrasi ini, diberikan tiga rancangan, yakni rancangan perlakuan, rancangan lingkungan, dan rancangan pengukuran. Rancangan perlakuan berkaitan dengan pembentukan perlakuan-perlakuan, rancangan lingkungan berkaitan dengan penempatan perlakuan-perlakuan pada unit-unit percobaan, sedangkan rancangan pengukuran berkaitan dengan pengambilan respons dari unit-unit percobaan. Dari pemaparan, diketahui pula bahwa dalam pelaksanaan ekonomi eksperimental, rancangan percobaan perlu dibuat dengan menerapkan induced-value theory (prinsip pengendalian) terlebih dahulu.
Narasumber juga menjelaskan berbagai manfaat metode eksperimen seperti menguji dan mengembangkan berbagai teori ekonomi, mengevaluasi suatu kebijakan, hingga mempelajari ilmu ekonomi. Kendati demikian, status quo masih menjadi hambatan dalam perkembangan ekonomi eksperimental. Masih banyak ekonom beranggapan bahwa ekonomi termasuk dalam non-experimental science dan tak mungkin peneliti mengontrol pembangkitan data layaknya percobaan sciences.
(Aldilla Pramudita_63)