Humas Polstat STIS | Rabu, 14 Agustus 2019 16:56:26 WIB


Mahasiswa Polstat STIS yang merupakan mahasiswa salah satu kampus kedinasan di Indonesia tidak hanya mumpuni dari sisi intelektual namun juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Salah satu bentuk kepedulian mahasiswa Polstat STIS adalah melakukan kegiatan Pengembangan Desa Tertinggal (PDT). Kegiatan tahunan yang sudah berlangsung sejak tahun 2014 ini, diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dan Kepedulian Lingkungan (UKM PMKL). UKM PMKL merupakan wadah bagi mahasiswa Polstat STIS yang ingin menyalurkan bantuan sosial sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Agenda yang dilakukan pada tahun ini adalah kegiatan bakti sosial di salah satu daerah yang berada di Kabupaten Lebak.    

Kampung Ciwahayu Cigalak merupakan salah satu daerah tertinggal yang terletak di Desa Mekar Manik, Kecamatan Bojong Manik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Salah satu yang menjadi kendala utama kampung ini adalah kondisi jalan yang rusak berat. Hal ini menyebabkan akses masyarakat menuju daerah lain menjadi terhambat, terlebih daerah tersebut tidak memiliki sarana kesehatan dan pendidikan yang memadai. Kondisi jalan dari Rangkasbitung menuju Kecamatan Bojong Manik masih terbilang cukup baik, karena masih merupakan jalan aspal meskipun menanjak dan berliku. Namun kondisi berbeda ditemui ketika mulai memasuki Desa Mekar Manik dan menuju Kampung Ciwahayu. Jalan menanjak dan berkelok menjadi medan yang sulit dilalui karena permukaan jalan berbatu dan dipenuhi lubang-lubang besar. Keterbatasan akses jalan ini tentu berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat dan menjadi salah satu penyebab utama ketertinggalan daerah tersebut.

Keterbatasan dari sisi pendidikan juga sangat dirasakan oleh kampung dengan 76 kepala keluarga ini. Lokasi SD terdekat berada di kecamatan sebelah yang berlokasi sekitar tiga kilometer dari kampung tersebut. Akses jalan yang rusak menyebabkan anak-anak SD tersebut harus jalan kaki sekitar satu hingga dua jam untuk mencapai SD terdekat. Kondisi ini yang mengakibatkan sebelum menginjak usia 8 tahun, anak-anak tersebut belum bisa mendaftar SD karena dirasa belum cukup kuat untuk berjalan kaki dengan jarak yang sangat jauh. “Karena jalan rusak ada di beberapa titik di Desa Mekar Manik, maka perbaikan jalan di Kampung Ciwahayu Cigalak belum tersentuh dana desa hingga saat ini. Selain itu terkendala pula karena anggaran dana desa juga tidak boleh seluruhnya digunakan untuk pembangunan fisik”, terang H. Aliyudin, Kepala Desa Mekar Manik. “Angka putus sekolah juga tinggi, biasanya setelah lulus SD anak-anak tidak lanjut ke SMP, karena lokasi yang jauh dan kampung tersebut juga tidak terjangkau angkutan umum”, tambah beliau. Dari segi perekonomian, sebagian besar masyarakat Kampung Ciwahayu Cigalak merupakan buruh tani. Untuk menopang perekonomian, masyarakat kampung tersebut membuat aneka kerajinan dari bambu. Namun karena dampak akses jalan yang sulit, menyebabkan pemasaran produk juga mengalami kendala.         

Kondisi tersebut yang akhirnya menggerakkan mahasiswa Polstat STIS untuk menjadikan Kampung Ciwahayu Cigalak sebagai daerah sasaran bantuan pada tahun 2019 ini. Sekitar 60 orang mahasiswa Polstat STIS memberikan bantuan berupa hygiene kit kepada 76 keluarga di Kampung Ciwahayu Cigalak. Selain itu, pada kegiatan yang berlangsung sejak 5-8 Agustus 2019 ini juga difokuskan pada pemberian sembako dan baju layak pakai untuk warga, serta peresmian MCK yang telah dibangun sebelumnya dengan menggunakan dana yang terkumpul dari para donatur. Diharapkan dengan adanya MCK ini serta penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama mengenai bahaya buang air besar sembarangan, masyarakat setempat akan semakin peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungannya. Selain itu, mahasiswa juga bekerjasama dengan Posyandu dan Puskesmas Kecamatan Bojongmanik untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin A untuk 22 orang balita.      

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa ini juga terintegrasi dengan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh lima orang dosen Polstat STIS, yakni Neli Agustina, M.Si; Firdaus, MBA; Yaya Setiadi, SST, MM; Siskarossa Ika Oktora, M.Stat; dan Risni Julaeni Yuhan, M.Stat. Meskipun terintegrasi, kegiatan yang dilakukan oleh dosen fokus pada sosialisasi statistik dan pengarahan terkait pendidikan dan perekonomian pada aparat Desa Bojongmanik dan guru-guru SDN 1 Kadudamas, Kecamatan Cirinten (SD terdekat yang dapat dijangkau oleh anak-anak Kampung Ciwahayu Cigalak dengan berjalan kaki selama 1-2 jam).

Di SDN 1 Kadudamas, para dosen memaparkan tentang pentingnya pemanfaatan data statistik yang bisa dilakukan oleh para guru guna menunjang aktifitas serta laporan kinerja guru dan sekolah. Selain itu para dosen juga melakukan aktivitas dan berinteraksi di dalam kelas bersama para siswa, khususnya siswa yang berasal dari Kampung Ciwahayu Cigalak. Kegiatan selanjutnya dilakukan di Kantor Desa Mekar Manik dan dihadiri oleh aparat desa, ibu-ibu PKK, karang taruna, dan perwakilan warga lainnya. Selain melakukan sosialisasi statistik, khususnya pelaporan statistik dasar yang dikumpulkan secara rutin oleh Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dari BPS setempat, para dosen juga memberikan sosialisasi tentang pentingnya data yang diberikan masyarakat guna menunjang pembangunan di daerah tersebut. Selain itu, seiring dengan akan berdirinya BUMDes, para dosen juga mengajak para masyarakat bersama aparat desa untuk memanfaatkan lembaga tersebut untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Keunikan produk lokal yang dimiliki oleh daerah harus bisa dielaborasi dengan perkembangan teknologi, selain dapat meningkatkan nilai tambah, pemasaran produk juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan peran media sosial. Selain itu, Kepala Desa Mekar Manik juga berharap, Kampung Ciwahayu Cigalak dapat menjadi daerah binaan dari instansi terkait.

Kegiatan yang dilakukan baik oleh mahasiswa maupun dosen Polstat STIS diharapkan tidak hanya memberikan manfaat secara langsung bagi para penerima bantuan dan sosialisasi, namun juga semakin meningkatkan rasa kepedulian sosial pada sesama.