PKL 56      

Sekilas Tentang PKL 57

 

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa Politeknik Statistika STIS Tahun Akademik 2017/2018 dilakukan di Provinsi Bengkulu dengan mengangkat tema kemiskinan. Tujuan utama PKL ini adalah mengestimasi tingkat kemiskinan sampai dengan level kecamatan. Riset yang diangkat diantaranya adalah:

  1. Estimasi pengeluaran dan tabungan dengan Small Area Estimation di Provinsi Bengkulu (KOR)
  2. Produktivtas dan upah di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Selatan (Modul 1)
  3. Karakteristik Rumah Tangga Pertanian di Kabupaten Bengkulu Utara dan Seluma (Modul 2)
  4. Kemiskinan subjektif dan multidimensi di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Tengah (Modul 3)
  5. Determinan kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur (Modul 4)
  6. Kapabilitas pendidikan individu rumah tangga miskin usia 13-21 tahun di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Lebong (Modul 5)

 

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara langsung menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner rumah tangga dan podes melalui bantuan CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing).

  • Sistem Pengumpulan Data

Terdapat tiga platform sistem pengumpulan data yang dibangun pada PKL ini yaitu CAPI (Computer Assisted Personal Interviewing) untuk pengumpulan data, Web- Monitoring sebagai alat bantu pengawas untuk mengawasi jalannya pencacahan dan menjaga kualitas data yang didapatkan, serta PKL Messenger sebagai alat komunikasi saat terjadi kesulitan atau kendala di lapangan agar bisa ditampung dan diselesaikan bersama.

  • Penerapan CAPI pada PKL ini diharapkan dapat memberikan kemajuan di setiap proses pengumpulan data demi tersedianya data yang lebih cepat, murah, mudah dan berkualitas. Kuesioner pada CAPI dibuat serupa dengan Paper and Pencil Based Interviewing (PAPI) tanpa melepas rule-validasi yang diberikan oleh pembuat kuesioner. Meskipun memiliki tampilan yang berbeda dengan PAPI, namun tetap memerhatikan kenyamanan users (PCL dan Kortim) untuk mengisi data yang didapatkan.
  • Web-Monitoring dapat digunakan untuk mengambil data yang diperlukan pada basis data yang terintegrasi dengan Dengan Web-Monitoring tersebut, analisis real- time dapat dilakukan pada variabel-variabel terpilih dengan melihat persebaran data untuk dianalisis kewajarannya. Jika terdapat permasalahan, maka dapat segera ditindaklanjuti oleh Control Center.
  • PKL Messenger adalah sarana komunikasi yang digunakan oleh organisasi lapangan mulai dari PCL hingga Intama. PKL Messenger menginventarisir pertanyaan-pertanyaan berupa permasalahan yang sering terjadi di lapangan untuk segera dianalisis dan dicari solusinya.

 

Metode Estimasi

  • Desain sampling

Desain sampling yang diterapkan adalah Stratified Two Stage Sampling dengan sampel primer  (primary sampling unit) merupakan blok sensus biasa dan sampel utama (ultimate sampling unit) merupakan rumah tangga biasa dimana setiap blok sensus di semua kabupaten/kota dilakukan klasifikasi wilayah perkotaan dan perdesaan. Tahapan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

  1. Tahap 1

Pada masing-masing strata dilakukan pemilihan blok sensus dari kerangka sampel Master Blok Sensus (MBS) hasil updating Juni 2017 secara Probability Proportional to Size With Replacement (PPS-WR) dengan size jumlah rumah tangga biasa.

  1. Tahap 2

Pada masing-masing blok sensus terpilih dilakukan pemilihan 10 rumah tangga biasa dari kerangka sampel hasil listing secara Circular Systematic Sampling dengan implicit stratification menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan KRT.

Estimasi yang dilakukan ada dua jenis, yaitu direct estimation dan indirect estimation. Domain direct estimation dirancang pada level kabupaten/kota, sehingga setiap kabupaten/kota ditetapkan populasi survei dan populasi targetnya masing-masing. Sedangkan indirect estimation akan dicapai dari penerapan Small Area Estimation (SAE) dengan estimasi pada level kecamatan.  

  • Ukuran Sampel

Jumlah sampel pada PKL Politeknik Statistika STIS Tahun Akademik 2017/2018 adalah sebanyak 6930 rumah tangga dari 693 Blok Sensus.

  • Small Area Estimation (SAE)

Pengumpulan data di Indonesia masih dilakukan dengan dua metode yaitu sensus dan survei. Kebutuhan data statistik yang baik dan lengkap sangat diperlukan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan. Oleh karena itu, untuk menyajikan data statistik yang lengkap hingga wilayah terkecil dengan waktu pelaksanaan yang pendek, maka pada PKL ini digunakan metode Small Area Estimation (SAE) dengan model estimasi Empirical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP).

 

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Dari sisi transer dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bengkulu sangat menyadari pentingnya pendidikan, sehingga rela membatasi konsumsinya agar dapat mentransfer dananya, meskipun dalam jumlah yang sedikit, untuk kepentingan pendidikan anggota keluarganya yang telah bersekolah di daerah lain. Sementara dari sisi tabungan, budaya menabung dalam masyarakat Bengkulu telah melekat kuat. Sekalipun mempunyai keuangan yang sangat terbatas, masyarakat Bengkulu tetap berusaha menyisihkan sedikit uangnya untuk menabung.
  2. Rata-rata upah pekerja rumahtangga miskin di Bengkulu sangat rendah, bahkan lebih rendah daripada Upah Minimum Propinsi (UMP). Meskipun demikian, pekerja rumahtangga miskin di Bengkulu memiliki jam kerja yang sangat tinggi. Hal ini menggambarkan produktivitas pekerja rumahtangga miskin sangat rendah.
  3. Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertanian mempunyai produktivitas paling rendah dibanding sektor industri dan jasa. Hampir 90% rumahtangga miskin ternyata merupakan rumahtangga pertanian. Hal ini diakibatkan rendahnya kepemilikan lahan petani, bahkan hampir sepertiga rumahtangga petani tidak memiliki lahan.
  4. Dimensi ketenagakerjaan dan standar hidup mempunyai kontribusi terbesar dalam kemiskinan.
  5. Rumahtangga dengan jumlah anggota rumahtangga yang besar dan rumahtangga dengan tingkat ketergantungan yang besar mempunyai kecenderungan untuk miskin. Rumahtangga dengan kepala rumahtangga dengan pendidikan rendah mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk miskin dibanding yang berpendidikan lebih tinggi.
  6. Penduduk yang mempunyai rata-rata lama sekolah lebih rendah mempunyai kecenderungan untuk miskin.
  7. Kemampuan penduduk miskin di Bengkulu untuk keluar dari kemiskinan cukup tinggi, baik dari sisi pengetahuan, motivasi, aksesibilitas, maupun keterampilan.

 

2. Struktur Organisasi Dosen


3. Struktur Organisasi Mahasiswa