Humas Polstat STIS | Selasa, 19 Februari 2019 08:01:26 WIB


Senin (18/2) bertempat di Kantor Gubernur Bali, tepatnya di Gedung Wiswa Sabha, Kota Denpasar telah berlangsung Acara Pembukaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Angkatan 58 Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS) Tahun Akademik 2018/2019. Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), Dr. Suhariyanto. Selain itu, turut hadir para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, seluruh Kepala BPS Kabupaten/Kota dan Kepala Bidang di lingkungan BPS Provinsi Bali. Mahasiswa Polstat STIS yang mengikuti acara pembukaan berjumlah 205 orang dan bertugas di Kota Denpasar serta Kabupaten Badung.

Di awal sambutannya, Dr. Erni Tri Astuti, M. Math selaku Direktur Polstat STIS memperkenalkan Polstat STIS sebagai perguruan tinggi kedinasan di bawah naungan BPS yang telah berdiri sejak tahun 1958. Beliau juga menjelaskan bahwa PKL yang akan dilaksanakan di lima wilayah Provinsi Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Klungkung ini mengangkat tema “Era Baru Data Pangan: Implementasi Kerangka Sampel Area serta Studi Pola Tanam dan Karakteristik Petani Padi.” Kegiatan PKL akan berlangsung mulai 18 Februari hingga 1 Maret 2019 dan diikuti oleh 519 orang mahasiswa yang berasal dari Program Diploma IV (Program Studi Statistika dan Program Studi Komputasi Statistik) serta Program Diploma III (Program Studi Statistika).

Selanjutnya, Kepala BPS RI menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu, Presiden Republik Indonesia menginstruksikan kepada lembaga terkait untuk memperbaiki kualitas data pangan. BPS bersama BPPT menindaklanjuti hal tersebut dengan mengimplementasikan Kerangka Sampel Area (KSA) dengan menggunakan teknologi terkini hasil kolaborasi dengan BIG, LAPAN, BPPT dan Kementerian ATR/BPN. Akhirnya pada Oktober 2018, BPS kembali merilis data pangan (setelah berhenti selama dua tahun) dan mendapatkan apresiasi positif baik dari dalam maupun luar negeri. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan PKL yang dilakukan oleh mahasiswa Polstat STIS bertujuan untuk menyempurnakan apa yang telah dilakukan oleh BPS. Pertama, subjective measurement dari para petugas berdasarkan gambar yang diambil dengan menggunakan handphone selama ini akan disempurnakan dengan terobosan penggunaan machine learning, dimana penentuan fase tumbuh padi akan ditentukan berdasarkan kemiripan dengan satu juta foto terdahulu yang dijadikan sebagai database. Dengan demikian, pengukuran yang dihasilkan akan lebih objektif.   

Hal lain yang menjadi keunggulan dari PKL ini adalah survei yang berbasis digital. Pencacahan lapangan sudah bersifat paperless karena dilakukan dengan menggunakan aplikasi CAPI (Computer-assisted Personal Interviewing). Kepala BPS RI juga menambahkan bahwa terpilihnya Bali sebagai lokus penelitian karena provinsi yang unggul di sektor pariwisata ini merupakan lumbung padi utama di luar  Pulau Jawa. Pelaksanaan lapangan tentu tidak mudah, kontur Bali dengan lahan pertanian terasering menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi metodologi PKL.

“Mahasiswa Polstat STIS dididik sebagai seorang akademisi dan calon Pegawai Negeri Sipil. Pegang teguh prinsip-prinsip seorang statistisi dan kaidah-kaidah statistik yang sudah dipelajari selama tiga tahun terakhir. Independensi adalah harga mati!”, tegas beliau. PKL yang sekaligus merupakan sarana bagi mahasiswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat juga menjadi perhatian khusus Kepala BPS RI. Satu pesan yang juga ditekankan adalah pentingnya menjaga attitude, serta hargai adat istiadat dan kearifan lokal. Karena menjadi pintar saja tidak cukup untuk seorang mahasiswa Polstat STIS.

Di kesempatan terakhir, Wakil Gubernur Bali menyampaikan kekhawatirannya akan kondisi pertanian di Bali yang terus tertekan seiring pesatnya perkembangan sektor pariwisata. Tidak dipungkiri bahwa perkembangan sektor pariwisata telah membawa Bali pada kondisi maju seperti saat ini. Namun perkembangan pariwisata sedikit banyak telah membawa dampak pada perubahan kehidupan masyarakat Bali. Lahan pertanian semakin berkurang akibat derasnya alih fungsi lahan untuk pembangunan sarana prasarana pariwisata. Hal ini mengakibatkan tergerusnya subak yang merupakan budaya Bali yang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai bagian dari warisan dunia.

Beliau menambahkan bahwa saat ini kebijakan pembangunan pertanian Bali diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian serta keharmonisan alam dan budaya Bali. Dengan demikian, ketersediaan data yang berkualitas sangat dibutuhkan, baik dalam penyusunan perencanaan maupun evaluasi pembangunan. Beliau juga berharap hasil PKL ini dapat menambah referensi dalam penyusunan kebijakan, khususnya yang terkait dengan pertanian. Di akhir sambutannya, Wakil Gubernur Bali sekaligus membuka secara resmi rangkaian kegiatan pengumpulan data dalam rangka PKL Angkatan 58. 

Selain acara pembukaan yang dilakukan di Kota Denpasar, apel pembukaan juga dilakukan di lokus PKL lainnya. Di Kabupaten Gianyar, kegiatan apel dihadiri oleh 29 mahasiswa yang bertugas di kabupaten tersebut.  Kegiatan diawali dengan apel bendera tepat pukul 08.00 WITA dengan pembina upacara Ir. Ni Nyoman Yuniari selaku Kasubbag Tata Usaha yang dilanjutkan briefing Koordinator Tim dan BPS berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tiap riset. Sementara di Kabupaten Klungkung, apel dilakukan pukul 08.40 WITA dan dipimpin oleh Kasubbag Tata Usaha, I Made Suantara, SE. Apel di Kabupaten Klungkung dihadiri oleh 83 peserta yang merupakan mahasiswa Program Diploma III serta staf BPS Kabupaten Klungkung sebanyak 18 orang.